Bapermades

Bapermades
Jl. Menteri Supeno 17 Semarang

Selasa, 20 Agustus 2013

MENUJU JATENG FAIR SEBAGAI PERILAKU




MENUJU JATENG FAIR SEBAGAI PERILAKU
*Marjono

Semenjak saya tinggal di Kota Semarang, saya setiap tahun selalu meluangkan waktu untuk mengunjungi dan singgah di keramaian pameran Jateng Fair yang disebut-sebut sebagai ruang pesta rakyat Provinsi Jawa Tengah.
Di area ini, tepatnya kompleks PRPP saya bisa menemukan dan menikmati berbagai varian produk unggulan masyarakat, UMKM, kelompok masyarakat, lembaga pemerintah dan swasta serta lembaga lain. Juga tidak pernah absen dunia hiburan bagi anak-anak sekaligus stand-stand kuliner dan aneka promosi lainnya.
Dalam even regular tahunan Pemprov. Jateng ini, kita bisa memperlakukan Jateng Fair ini lebih dari sekadar even : ada pra even, dan ada hari H (pelaksanaan even). Barangkali jarang ada even yang melakukan post even.
Artinya, ada aktifitas luar biasa sebelum even digelar. Kemudian ada aktifitas even yang bisa saja sama luar biasanya, atau lebih luar biasa, atau bahkan celakanya ada aktifitas even  yang malah kurang luar biasa. Tentu saja yang ideal adalah hiruk pikuk even memiliki bobot yang jauh lebih besar daripada pra even.
Apapun, ketika sebuah even selesai yang tampak biasanya adalah wajah muram, bahagia dan malas-malasan bahkan cacai makian, sumpah serapah atau laporan ke pihak berwenang atas ketidakpuasan? Media pun intens memuat berita tentang keberhasilan maupun kontras kegagalan. Tapi porsi yang disebut terakhir itu jauh lebih besar muatannya ketimbang pertama.
Sebaliknya, kita bisa memperlakukan aktifitas even Jateng Fair lebih dari sekadar even. Kita bisa merekayasa perubahan mindset dan behaviour masyarakat berangkat dari even tersebut. Rangkaian agenda Jateng Fair, lalu dimaknai sebagai tujuan yang mau dicapai bersama-sama.
Diperlukan sebagai sebuah acuan bagi setiap warga masyarakat : membuat mereka termotivasi, tergerak dan terlibat langsung baik ketika ada atau tidak ada sidak atau tinjauan pejabat. Terpenting memesona bagi masyarakatnya di wilayah itu sendiri, dan bagi pihak-pihak lain. Bahkan, membuat orang-orang lain yang berkunjung, singgah dan berinvestasi ke Jateng Fair, menikmati kehirukpikukan masyarakat dalam melakukan, memelihara dan mengevaluasi even secara holistik dari hulu hingga hilir.
Kesuksesan, keterbukaan dan dinamika masyarakat terjaga melalui eksotika perhelatan Jateng Fair, sehingga pihak lain yang datang dan pulang ke tempat mereka masing-masing berkisah sukses atas prestasi even dan atau lokasi yang dikunjungi dan kemudian berkunjung, singgah dan berinvestasi lagi dan lagi atau sebagai buyer dan atau koneksi order dari produk dan teknologi yang dihasilkan di desa-desa yang terus berjuang melawan kemiskinan.
Terpenting lagi, terjadi penaikan penyadaran akan perang melawan kemiskinan sesuai aturan yang berlaku, bukan melahirkan budak-budak baru pembangunan. Transformasi kematangan sosiokultur masyarakat menjadi sangat penting dalam konteks ini. Dari kacamata brand manajemen, Jateng Fair kemudian menjadi brand positioning.
Memperlakukan Jateng Fair sekadar sebagai sebuah even hanya berdampak sesaat, tetapi memperlakukan Pameran terbesar Jateng ini sebagai sebuah perilaku akan berimplikasi sampai kepada anak cucu kita, masa depan masyarakat pedagang kecil, perajin kecil, UMKM, inventor kecil, masyarakat berpenghasilan kecil bagaimana berjiwa kompetitif, inovatif dan fairness.
Inilah yang seharusnya menjadi pilihan hidup partisipan, pemerintah daerah dan even organizer yang terlibat dalam even Jateng Fair, tak kalah pentingnya dukungan dan partisipasi masyarakat setempat dan seluruh warga masyarakat Jawa Tengah. *Marjono, staf Bapermades Prov. Jateng

Tidak ada komentar:

Posting Komentar